Hangatnya Ngopi : Ngobrol Bareng Genpi

by - 08.23

 Out of the box atau keluar dari zona nyaman bagi orang seperti saya memang tidak mudah dilakukan. Apalagi berkumpul dengan orang baru tanpa ditemani teman atau partner juga jarang bahkan hampir tidak pernah. Butuh proses untuk berpikir dua kali dan ujung-ujungnya selalu dikuasai perasaan malas. Setelah seharian bosan berselancar di media sosial karena jaringan internet di rumah tidak begitu bagus, saya terpaku membaca tweet akun @AsliSemarang. Tweet yang berisikan tentang diadakannya sebuah acara bersama blogger. Uhhh... Sedikit tertantang, karena saya juga baru belajar ngeblog dan beruntung bisa menambah ilmu.

Berangkat dengan modal nekad, saya tertarik mengikuti acara Ngobrol Bareng Genpi (Ngopi #1). Acara yang digelar kemarin sore (Rabu, 27/09/2017) di gedung di kawasan kota lama. Spiegel Bar & Bistro tepatnya. Acara yang baru pertama kali diadakan oleh Genpi Jateng dengan mengusung tema Travel Blogger, Dari Hobi Jadi Hoki. Tiga kata yang menjadi pusat perhatian (termasuk saya), Travel-Blogger-Hoki.

Selesai cek saldo rekening yang sangat cukup (alhamdulillah), segera menghubungi contact person. Pastinya sudah melewati satu hari satu malam untuk berpikir antara iya atau tidak ikut. Ehehehe.

Sore yang mendung dan sedikit bergerimis, saya sudah bersiap untuk mengikuti rangkaian acara. Acara ngopi kali ini dibuka oleh Ketua Genpi (Generasi Pesona Indonesia) Karesidenan Kedungsepur, Pak Sofyan. Beliau memaparkan bahwa GenPI Jateng meliputi Kota Semarang, Kendal, Ungaran, Demak, Purwodadi, Klaten, dan Sragen. Beliau imbuhkan juga bahwa acara ini baru pertama kali dilakukan dan acara selanjutnya dibulan Oktober sampai seterusnya dengan tema beragam. Jika kalian tertarik, bisa pantau kegiatannya di Twitter @GenPIJateng atau Instagram @genpijateng.

Sumber : Twitter @AsliSemarang

Acara selanjutnya yang kami tunggu tunggu. Speaker Ngopi sekaligus Travel Blogger kali ini, Dhave Dhanang. Seorang dosen Fakultas Biologi UKSW yang karyanya berlalu-lalang di berbagai media. Sebuah tulisan yang dikombinasikan dengan kata-kata ilmiah yang pastinya tidak jauh dari ilmu Biologi. Menarik dan menjadi ciri khas setiap tulisannya. Penasaran seperti apa, bisa kepo nih salahsatunya di www.kompasiana.com .

Seperti yang dikatakan Kak Dhave bahwa menulis itu butuh rasa. Sebisa mungkin selesai berkegiatan dan ingin dishare di blog segera kerjakan diwaktu itu juga. Feel yang dirasakan agar tidak hilang. Energi bisa tersalurkan ke sebuah tulisan.

Dari sekian poin yang dipresentasikan di depan dengan gayanya yang seperti mengikuti StandUp Comedy, saya setuju (pake banget) bahwa menulis atau isi blog merupakan ciri khas diri kita. Kenapa? Karena hal itu menjadi sumber kekuatan seorang blogger. Mudah diingat oleh pembaca. Walaupun kita sama dengan oranglain, sebisa mungkin menjadi lebih baik dari orang tersebut. Dan menjadi seorang Travel Blogger harus bisa, belajar, dan berlatih menulis, ngeblog, dan (paling penting) memotret.

Urusan jepret menjepret, Kak Dhave tidak sungkan mengatakan bahwa dia juga sering menggunakan hape sebagai alternatif dikala baterai kamera DSLR tidak bisa diajak kompromi.

Sumber foto : Instagram @genpijateng

Di akhir acara rasanya kurang lengkap kalo tidak mengabadikan moment bersama. Di sela sela foto bersama saya sempat mendengar dan sedikit nguping bahwa Kak Dhave berpesan ke salah satu peserta yang intinya jangan pernah malu untuk merendahkan diri dalam artian menyapa dulu sebelum disapa orang sekalipun ke anak-anak. Hal ini juga dilakukan ke saya ketika mengikuti akun Instagramnya @dhavers beberapa menit langsung difolbek. Aaaaaaakkkkk... Aku seneng beettt.

Terimakasih Yang Semesta, tidak sia-sia aku harus melewati kemacetan yang diwarnai gerimis walopun tangan lelah harus tarik-lepas-tarik-lepas gas. Terimakasih Kak Dhave untuk berbagi ilmunya.

You May Also Like

0 komentar