Sudah lama kami
merencanakan liburan ini. Tapi ada saja yang mengganggu kesempatan emas ini.
Berawal dari Wisma Teratai. Kami berempat dipertemukan. Awalnya aku mengenal
lebih dulu sosok perempuan kembar yang memiliki kepribadian berbeda. Evanti
& Evinta namanya. Berhubung aku sama Eva satu kelas jadi aku lebih akrab
dengannya. Dan tidak sengaja kami satu kos waktu itu. Lama kelamaan aku
mengenal Caca perempuan bertubuh kecil tapi untuk urusan romansa, dia paling
jago (menurutku) diantara kami berempat.
“
Ma kamu masih inget sama mas alif gak? Subjekku itu... . Dia minta nomermu.
Boleh aku kasih ke dia” sebuah pesan singkat dari Mba
Sahda (kakak tingkat kuliah) sore itu.
Sebelum aku membalas
pesan tersebut, sedikit tersirat sebuah pertanyaan “ada apa? Ada kepentingan
apa sama aku? Ah sudahlah... buat nambah temen aja”. Segera aku membalas pesan
tersebut dan menanyakan ada apa. Ternyata bukan Mas Alif yang mau minta, tapi Mas
Puji. Dia juga menjadi subjek penelitian Mba Sahda. Oke... bolehlah flashback sedikit. Waktu itu Mba Sahda
ngajakin aku buat nemuin subjeknya untuk diwawancarai. Ya maklumlah dikejar
deadline wisuda, jadi harus rajin nemuin subjek. Rasa penasaranku akhirnya
terpenuhi juga. Di rumah yang sederhana aku berkenalan dengan makhluk Tuhan
yang luar biasa. Iya namanya Mas Alif. Kedatangan kami disambut dengan ramah
oleh keluarganya. Setelah lama ngobrol dan wawancara pun berlangsung. Aku cukup
mendengarkan dan memperhatikan dari setiap kata yang keluar dari mulut
kecilnya. Sekitar 3jam dirumah Mas Alif, kami pun pindah ke salah satu masjid
di daerah UNDIP. Tepatnya di sebelah pom bensin (yang pasti aku lupa nama
masjid itu :D ).