Perempuan Di Balik Kaca

by - 09.30

Matahari begitu menyengat. Angin bercampur debu seolah menikmati alurnya. Kebulan asap menggulung hitam. Udara yang (tidak) begitu dingin telah berubah panas. Naiknya derajat suhu membuat derasnya cucuran keringat.

Nampak padat setiap persimpangan jalan. Tak ada celah sedikitpun untuk bernafas. Penuh tak beraturan.  Detik lampu merah yang semakin diulur.Mengular dan merayap. Semrawut lalu lintas siang. Ditambah perbaikan yang menggunakan alat besi di sudut selatan.

Menyelonong dari sudut kanan ku berdiri. Melintas tanpa dosa, melebihi batas waktu. Sedari awal jalanan yang tanpa lengang, kini semakin menjadi. Menjadi tak menentu arahnya. Ke kanan bisa saja serong ke kiri, begitu sebaliknya. Semua sama sama ingin mendahului. Semua ingin mendapatkan kesempatan. Semua tidak memikirkan baik buruknya. Apalagi rasa merasa bersalah. Seolah olah nyawa bisa diisi ulang seperti air galon.

Perempuan di balik kaca, tengah kebingungan mengemudikan setir. Depan, samping kanan, dan samping kiri, telah menghadangnya. Seperti asik bermain Bom Bom Car, layaknya polisi berhasil mengepung buronan. Klakson tak ada hentinya. Hanya berdiam mencari jalan keluar.

Runyam. Terlalu memaksakan. Semakin memperparah kondisi. Entah apa yang ada di pikirannya. Hanya bermodal 'bisa' pegang setir. Tanpa logika mengendarai. Miris.

Kini bagian simpang kanan saatnya melaju. Satu titik di tengah belum berhasil mencari jalan keluar. Sedikit demi sedikit, perempuan itu menemukan celah untuk keluar dari lingkar kepadatan. Lagi lagi saling beradu cepat. Braaaakkk.

______________

Dampak suhu yang meningkat membuat semua orang ingin cepat sampai tujuannya. Tanpa memperhatikan aturan dan akibat. Tanpa pengawasan ikut mempengaruhi. Semua orang bisa mengemudikan. Tidak pandang usia. Namun semakin sedikit yang menggunakan logika.

Alangkah lucunya orang-orang ini, memang benar adanya.

You May Also Like

0 komentar