HARI DISABILITAS INTERNASIONAL... Awesome!

by - 20.32


“ Ma kamu masih inget sama mas alif gak? Subjekku itu... . Dia minta nomermu. Boleh aku kasih ke dia” sebuah pesan singkat dari Mba Sahda (kakak tingkat kuliah) sore itu.
Sebelum aku membalas pesan tersebut, sedikit tersirat sebuah pertanyaan “ada apa? Ada kepentingan apa sama aku? Ah sudahlah... buat nambah temen aja”. Segera aku membalas pesan tersebut dan menanyakan ada apa. Ternyata bukan Mas Alif yang mau minta, tapi Mas Puji. Dia juga menjadi subjek penelitian Mba Sahda. Oke... bolehlah flashback sedikit. Waktu itu Mba Sahda ngajakin aku buat nemuin subjeknya untuk diwawancarai. Ya maklumlah dikejar deadline wisuda, jadi harus rajin nemuin subjek. Rasa penasaranku akhirnya terpenuhi juga. Di rumah yang sederhana aku berkenalan dengan makhluk Tuhan yang luar biasa. Iya namanya Mas Alif. Kedatangan kami disambut dengan ramah oleh keluarganya. Setelah lama ngobrol dan wawancara pun berlangsung. Aku cukup mendengarkan dan memperhatikan dari setiap kata yang keluar dari mulut kecilnya. Sekitar 3jam dirumah Mas Alif, kami pun pindah ke salah satu masjid di daerah UNDIP. Tepatnya di sebelah pom bensin (yang pasti aku lupa nama masjid itu :D ).
Wawancara kedua dilakukan dengan seorang perempuan yang bagiku cukup tangguh untuk melewati roda kehidupan. Sebut saja Mba Yayuk. Dia tinggal di daerah sekitaran Jatingaleh. Setelah berkenalan, ngobrol, wawancara dan kami pindah tempat lagi untuk menemui subjek ketiga. Kami menempuh waktu ± 30menit untuk pergi ke rumah Mas Puji. Rumahnya dekat dengan rumah Mba Sahda (lagi – lagi aku lupa nama tempatnya -___-). Di rumah itu Mas Puji hanya seorang diri untuk menempati ruangan yang tidak cukup luas. Kesehariannya dia mengajar di salah satu sekolah dekat rumahnya sebagai Guru Ketrampilan. Dan dia juga asli dari Pati (orang Pati ketemu orang Pati hehe). Dari situ Mas Alif dan Mbak Yayuk menawarkan Mas Puji untuk ikut bergabung dengan Komunitas Roda 3 Semarang. Lumayan buat mengisi waktu luang, supaya ngga jenuh dengan rutinitas sehari – hari. Oiya... Mas Alif dan Mbak Yayuk itu dulunya teman seperjuangan alias dari kecil mereka memang sudah berteman dan satu sekolah waktu SD di YPAC. Apalagi rumah mereka juga dekat.


Yaap... lanjut ke pembahasan soal pesan singkat dari Mba Sahda. Dia bilang kalo Komunitas Roda 3 Semarang mau touring ke Bandengan – Jepara. Dalam hati, ikut aja dan ini menjadi sebuah pengalaman kali pertama.

Malam itu Mas Puji mengirim SMS dan menawarkan apakah aku mau ikut touring bareng Komunitas Roda 3 Semarang. Ngga pake lama aku iyakan saja ajakan itu. Acara tersebut rupanya untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional di Temanggung yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2014. Selesai kuliah aku dijemput Mas Puji di depan kampus. Kami menuju ke rumah Mas Alif untuk berkumpul dan berangkat bersama. Langit Semarang mulai gelap dan tak lama setelah itu hujan turun. Kami (aku dan Komunitas Roda 3 Semarang) berangkat kira – kira pukul 16.00 WIB. Hujan deras tak menjadi penghalang semangat kami untuk bertemu dan berkumpul dengan komunitas yang lain. Sungguh luar biasa untuk sebuah rasa yang pernah aku rasakan.

Di daerah Monumen Palagan Ambarawa kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan menunggu teman yang lain. Hujan masih saja mengguyur. Sedikit berbagi pisang goreng untuk mengganjal perut sore itu. Lengkap sudah rombongan kami untuk melanjutkan perjalanan. Adzan maghrib sudah mulai terdengar. Rombongan kami bergegas untuk mencari musholla. Sebelumnya kami sempat berhenti di Terminal Ambarawa untuk mengecheck kembali rombongan. Tiga rakaat sudah terpenuhi di sudut musholla pom Ambarawa. Sebagian dari kami sudah ada yang melanjutkan perjalanan terlebih dahulu. Aku, Mas Puji, Mba Yayuk, Mas Wanto (Ketua Rombongan), dan 2 orang yang lainnya siap melaju kembali touring kami. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan Mas Alif dan 3 orang yang belum sempat aku berkenalan. Malam yang dingin dan derasnya hujan tetap mengiringi perjalanan kami. ±3 jam kami sampai di Temanggung. Di Loka Bina Karya daerah setempat kami melepas penat. Semua barang bawaan kami basah. Selesai makan dan ngeteh, kami masuk ke sebuah rumah yang sudah disediakan oleh panitia. Kabut sudah mulai turun dan saatnya kami menikmati pikiran – pikiran pasif (maksutnya tidur).

Keesokan harinya pukul 07.00 WIB kami bersiap – siap untuk menuju ke alun – alun Temanggung. Alhamdulillah aku dan Mas Puji menempati urutan yang pertama (#bahagiaitusederhana). Yang pasti tetap dalam pengawalan pihak polisi. Sirine berbunyi keras melewati rumah ke rumah, desa ke desa. Barisan Roda 3 sudah rapi. Di tengah perjalanan menuju alun – alun sempat akan terjadi kecelakaan. Awalnya Mas Puji ingin menyalip motor di depannya tetapi dari belakang ada salah satu pengendara Roda 3 yang juga ikutan menyalip. Terjadilah gesekan roda belakang motor Mas Puji dan motor yang didepannya tadi. Kami sempat akan jatuh. Untung kakiku masih bisa untuk menyeimbangkan motor Mas Puji. Perjalanan sekitar 30menit untuk sampai di Alun – alun. Dan jangan heran kalo jalanan menjadi macet. Rombongan Roda 3 diberhentikan di sebuah Gedung untuk menikmati sarapan terlebih dulu.

Matahari mulai menampakkan sinarnya. Seluruh rombongan Roda 3 dari berbagai kota di Jawa Tengah siap berbaris dan menuju Alun – alun Temanggung. Semua mata memandang kearah kami. Sebuah perasaan yang tak bisa dituliskan lewat kata – kata. Tidak hanya Komunitas Roda 3 yang memeriahkan HDI itu tetapi juga ada anak – anak dari SLB di kota Jawa Tengah. Jalanan dipenuhi oleh para difabel. Perlahan kami tiba di Alun – alun Temanggung. Ini sebuah cerita yang akan selalu terkenang sepanjang masa. Sebuah pengalaman yang belum ada duanya. Terimakasih Komunitas Roda 3 Semarang, Temanggung, Sragen, Kudus, dll. Awesome...!!

Persiapan keberangkatan menuju Temanggung
(at Jatingaleh)

On The Way to Alun – alun Temanggung


Pawai Komunitas Roda 3


Ini Mas Alif & temannya dari Ambarawa, belakangnya Mas Agus


Nahh kalo ini Mbak Yayuk



Yang namanya Mas Puji ini..(belakangnya aku cuma separo L )

You May Also Like

1 komentar