HARI DISABILITAS INTERNASIONAL... Awesome!
“
Ma kamu masih inget sama mas alif gak? Subjekku itu... . Dia minta nomermu.
Boleh aku kasih ke dia” sebuah pesan singkat dari Mba
Sahda (kakak tingkat kuliah) sore itu.
Sebelum aku membalas
pesan tersebut, sedikit tersirat sebuah pertanyaan “ada apa? Ada kepentingan
apa sama aku? Ah sudahlah... buat nambah temen aja”. Segera aku membalas pesan
tersebut dan menanyakan ada apa. Ternyata bukan Mas Alif yang mau minta, tapi Mas
Puji. Dia juga menjadi subjek penelitian Mba Sahda. Oke... bolehlah flashback sedikit. Waktu itu Mba Sahda
ngajakin aku buat nemuin subjeknya untuk diwawancarai. Ya maklumlah dikejar
deadline wisuda, jadi harus rajin nemuin subjek. Rasa penasaranku akhirnya
terpenuhi juga. Di rumah yang sederhana aku berkenalan dengan makhluk Tuhan
yang luar biasa. Iya namanya Mas Alif. Kedatangan kami disambut dengan ramah
oleh keluarganya. Setelah lama ngobrol dan wawancara pun berlangsung. Aku cukup
mendengarkan dan memperhatikan dari setiap kata yang keluar dari mulut
kecilnya. Sekitar 3jam dirumah Mas Alif, kami pun pindah ke salah satu masjid
di daerah UNDIP. Tepatnya di sebelah pom bensin (yang pasti aku lupa nama
masjid itu :D ).
Wawancara kedua dilakukan dengan seorang perempuan yang bagiku cukup tangguh untuk melewati roda kehidupan. Sebut saja Mba Yayuk. Dia tinggal di daerah sekitaran Jatingaleh. Setelah berkenalan, ngobrol, wawancara dan kami pindah tempat lagi untuk menemui subjek ketiga. Kami menempuh waktu ± 30menit untuk pergi ke rumah Mas Puji. Rumahnya dekat dengan rumah Mba Sahda (lagi – lagi aku lupa nama tempatnya -___-). Di rumah itu Mas Puji hanya seorang diri untuk menempati ruangan yang tidak cukup luas. Kesehariannya dia mengajar di salah satu sekolah dekat rumahnya sebagai Guru Ketrampilan. Dan dia juga asli dari Pati (orang Pati ketemu orang Pati hehe). Dari situ Mas Alif dan Mbak Yayuk menawarkan Mas Puji untuk ikut bergabung dengan Komunitas Roda 3 Semarang. Lumayan buat mengisi waktu luang, supaya ngga jenuh dengan rutinitas sehari – hari. Oiya... Mas Alif dan Mbak Yayuk itu dulunya teman seperjuangan alias dari kecil mereka memang sudah berteman dan satu sekolah waktu SD di YPAC. Apalagi rumah mereka juga dekat.
Wawancara kedua dilakukan dengan seorang perempuan yang bagiku cukup tangguh untuk melewati roda kehidupan. Sebut saja Mba Yayuk. Dia tinggal di daerah sekitaran Jatingaleh. Setelah berkenalan, ngobrol, wawancara dan kami pindah tempat lagi untuk menemui subjek ketiga. Kami menempuh waktu ± 30menit untuk pergi ke rumah Mas Puji. Rumahnya dekat dengan rumah Mba Sahda (lagi – lagi aku lupa nama tempatnya -___-). Di rumah itu Mas Puji hanya seorang diri untuk menempati ruangan yang tidak cukup luas. Kesehariannya dia mengajar di salah satu sekolah dekat rumahnya sebagai Guru Ketrampilan. Dan dia juga asli dari Pati (orang Pati ketemu orang Pati hehe). Dari situ Mas Alif dan Mbak Yayuk menawarkan Mas Puji untuk ikut bergabung dengan Komunitas Roda 3 Semarang. Lumayan buat mengisi waktu luang, supaya ngga jenuh dengan rutinitas sehari – hari. Oiya... Mas Alif dan Mbak Yayuk itu dulunya teman seperjuangan alias dari kecil mereka memang sudah berteman dan satu sekolah waktu SD di YPAC. Apalagi rumah mereka juga dekat.
Yaap... lanjut ke
pembahasan soal pesan singkat dari Mba Sahda. Dia bilang kalo Komunitas Roda 3
Semarang mau touring ke Bandengan – Jepara. Dalam hati, ikut aja dan ini
menjadi sebuah pengalaman kali pertama.
Malam itu Mas Puji
mengirim SMS dan menawarkan apakah aku mau ikut touring bareng Komunitas Roda 3 Semarang. Ngga pake lama aku iyakan
saja ajakan itu. Acara tersebut rupanya untuk memperingati Hari Disabilitas
Internasional di Temanggung yang jatuh pada tanggal 3 Desember 2014. Selesai
kuliah aku dijemput Mas Puji di depan kampus. Kami menuju ke rumah Mas Alif untuk
berkumpul dan berangkat bersama. Langit Semarang mulai gelap dan tak lama
setelah itu hujan turun. Kami (aku dan Komunitas Roda 3 Semarang) berangkat
kira – kira pukul 16.00 WIB. Hujan deras tak menjadi penghalang semangat kami
untuk bertemu dan berkumpul dengan komunitas yang lain. Sungguh luar biasa
untuk sebuah rasa yang pernah aku rasakan.
Di daerah Monumen
Palagan Ambarawa kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan menunggu teman
yang lain. Hujan masih saja mengguyur. Sedikit berbagi pisang goreng untuk
mengganjal perut sore itu. Lengkap sudah rombongan kami untuk melanjutkan
perjalanan. Adzan maghrib sudah mulai terdengar. Rombongan kami bergegas untuk
mencari musholla. Sebelumnya kami sempat berhenti di Terminal Ambarawa untuk
mengecheck kembali rombongan. Tiga rakaat sudah terpenuhi di sudut musholla pom
Ambarawa. Sebagian dari kami sudah ada yang melanjutkan perjalanan terlebih
dahulu. Aku, Mas Puji, Mba Yayuk, Mas Wanto (Ketua Rombongan), dan 2 orang yang
lainnya siap melaju kembali touring
kami. Di tengah perjalanan kami bertemu dengan Mas Alif dan 3 orang yang belum
sempat aku berkenalan. Malam yang dingin dan derasnya hujan tetap mengiringi
perjalanan kami. ±3 jam kami sampai di Temanggung. Di Loka Bina Karya daerah
setempat kami melepas penat. Semua barang bawaan kami basah. Selesai makan dan
ngeteh, kami masuk ke sebuah rumah yang sudah disediakan oleh panitia. Kabut
sudah mulai turun dan saatnya kami menikmati pikiran – pikiran pasif (maksutnya
tidur).
Keesokan harinya pukul
07.00 WIB kami bersiap – siap untuk menuju ke alun – alun Temanggung.
Alhamdulillah aku dan Mas Puji menempati urutan yang pertama
(#bahagiaitusederhana). Yang pasti tetap dalam pengawalan pihak polisi. Sirine
berbunyi keras melewati rumah ke rumah, desa ke desa. Barisan Roda 3 sudah
rapi. Di tengah perjalanan menuju alun – alun sempat akan terjadi kecelakaan.
Awalnya Mas Puji ingin menyalip motor di depannya tetapi dari belakang ada
salah satu pengendara Roda 3 yang juga ikutan menyalip. Terjadilah gesekan roda
belakang motor Mas Puji dan motor yang didepannya tadi. Kami sempat akan jatuh.
Untung kakiku masih bisa untuk menyeimbangkan motor Mas Puji. Perjalanan
sekitar 30menit untuk sampai di Alun – alun. Dan jangan heran kalo jalanan
menjadi macet. Rombongan Roda 3 diberhentikan di sebuah Gedung untuk menikmati
sarapan terlebih dulu.
Matahari mulai
menampakkan sinarnya. Seluruh rombongan Roda 3 dari berbagai kota di Jawa
Tengah siap berbaris dan menuju Alun – alun Temanggung. Semua mata memandang
kearah kami. Sebuah perasaan yang tak bisa dituliskan lewat kata – kata. Tidak
hanya Komunitas Roda 3 yang memeriahkan HDI itu tetapi juga ada anak – anak
dari SLB di kota Jawa Tengah. Jalanan dipenuhi oleh para difabel. Perlahan kami
tiba di Alun – alun Temanggung. Ini sebuah cerita yang akan selalu terkenang
sepanjang masa. Sebuah pengalaman yang belum ada duanya. Terimakasih Komunitas
Roda 3 Semarang, Temanggung, Sragen, Kudus, dll. Awesome...!!
Persiapan
keberangkatan menuju Temanggung
(at
Jatingaleh)
On
The Way to Alun – alun Temanggung
Pawai
Komunitas Roda 3
Ini
Mas Alif & temannya dari Ambarawa, belakangnya Mas Agus
Nahh
kalo ini Mbak Yayuk
Yang
namanya Mas Puji ini..(belakangnya aku cuma separo L
)
1 komentar
coba kalau dilanjutin nulisnya gini, keren deh
BalasHapus