Terimakasih 2017

by - 08.59

dok.pri.

Menuju tahun 2018 hanya tinggal menghitung hari saja. Menyambut tahun baru yang penuh teka-teki patut dilewati dengan beragam sukacita.
Rencana berlibur atau sekedar berkumpul dengan keluarga atau orang terdekat pastinya sudah dibicarakan jauh jauh hari bahkan sampai sebulan, dua bulan, tiga bulan (cukup!) sebelumnya.

Sebelum datangnya malam pergantian tahun 2017 ke 2018, masihkah ada harapan yang belum tercapai? Adakah deretan resolusi yang dicatat namun berbalik arah? Atau sudah cukupkah dengan limpahan nikmat yang tak terduga?

Perjalanan selama setahun ini memang cukup menarik bagi saya. Begitu banyak nikmatNya yang didapatkan, seringkali membuat saya lupa mengucap syukur. Banyak pilihan yang membuat saya sadar bahwa semua rencana atau yang digariskan olehNya pasti ada hikmahnya.

Pergantian malam tahun 2017 berbekal tangga kayu yang hampir lapuk demi melihat kembang api di langit Jogja. Malam itu bisa jadi malam yang paling absurd untuk merayakan tahun baru dari tahun tahun sebelumnya. Di atas genteng kami (saya dan dia) melewati malam itu. Hahaha. Alasan yang cukup mendasar mungkin malas berdesakan di keramaian yang penuh harapan orang-orang. Dan alasan lainnya lebih baik menyimpan tenaga karena esok akan di kuras untuk piknik seperti biasa.

Ditahun ini sedikit dari harapan  sebelumnya sudah terwujud. Tuhan telah mendengar bisikan saya selama ini. Saya diberikan kesempatan untuk bekerja di perusahaan yang cukup terkenal. Pekerjaan dengan gaji berlipat-lipat dari pekerjaan sebelumnya ternyata tidak sebahagia seperti mendengar atau membaca kata 'gaji berlipat-lipat'. Pekerjaan yang mengizinkan saya bertemu dengan teman teman yang tahan banting dan mampu bertahan dengan pekerjaan yang pernah menjadi daftar untuk dihindari. Dan pada akhirnya memutuskan untuk berhenti (bukan menyerah) sesuai kontrak perjanjian.

Di tahun ini pun saya memutuskan untuk berhijab, sebuah proses yang diperlukan kesiapan mental yang benar-benar kuat dan matang. Keinginan bertahun-tahun yang seringkali tergeser. Doa saya, semoga Tuhan mengkokohkan iman saya dan selalu menunjukkan jalan yang benar.

Di tahun ini pula saya berhasil melewati hari-hari bersama dia. Tiga tahun rasanya sungguh tidak disangka sangka. Perjalanan dua orang yang pernah sama-sama menelan pahit untuk kali pertama. Yeaaay... We're the winner! Once again... Terimakasih sudah menjadi tawa, rindu, dan bulir air mata serta macam macam rasa.

Dan... Terimakasih Semesta!

2018. Saya percaya lebih, lebih dan lebih mampu dari tahun tahun sebelumnya. :)))

You May Also Like

2 komentar

  1. di bagian ini asik yak :

    Pergantian malam tahun 2017 berbekal tangga kayu yang hampir lapuk demi melihat kembang api di langit Jogja. Malam itu bisa jadi malam yang paling absurd untuk merayakan tahun baru dari tahun tahun sebelumnya. Di atas genteng kami (saya dan dia) melewati malam itu. Hahaha. Alasan yang cukup mendasar mungkin malas berdesakan di keramaian yang penuh harapan orang-orang. Dan alasan lainnya lebih baik menyimpan tenaga karena esok akan di kuras untuk piknik seperti biasa.



    cukup absurd, gegara sudah jenuh dengan yang namanya hingar bingar kemacetan malam pergantian tahun

    BalasHapus
  2. Sebenernya ada alasan lain juga hahaha

    BalasHapus